Memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menggelar acara ”Ngaji dan Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng”. Acara yang digelar di Kampus 1 UTY (16/4/2018) tersebut dihadiri lebih dari 10.000 jamaah, terdiri dari Keluarga Besar UTY dan masyarakat yang datang dari berbagai daerah. Konsep dakwah dengan dialog santai dan sangat akrab dengan jamaah, diselingi lantunan sholawat dan nyanyian lagu-lagu yang diiringi musik Kiai Kanjeng tersebut, menjadikan para jamaah sangat antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir, yang berlangsung lebih dari 4 jam lamanya.

Menurut Cak Nun sapaan akrab EMHA Ainun Nadjib, lantunan sholawat, serta suasana gembira, damai dan sejuk akan menghantarkan materi masuk ke hati, bukan hanya masuk di otak/pikiran saja. Kepada para jamaah Cak Nun yang saat itu didampingi istrinya, Novia Kolopaking, mengajak untuk terus menciptakan lingkungan kehidupan yang damai, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memupuk rasa cinta tanah air Indonesia, dan tidak melupakan jasa para pahlawan. Untuk itu, iapun memulai acara ‘Ngaji dan Sinau Bareng’ tersebut dengan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Syukur.

Mengawali dialognya, Cak Nun menyampaikan apresiasinya kepada UTY yang peduli dan berupaya menyatu dengan masyarakat. Diantaranya sering berdakwah mengundang masyarakat, rutin mengadakan sholat Idul Fitri dan Idul Adha bagi masyarakat, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya bagi masyarakat.

Dalam paparannya yang khas, Cak Nun pada kesempatan itu membahas bagaimana proses Isra’ atau perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Serta Mi’raj Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha. Proses perjalanan yang berlangsung satu malam pada jaman Nabi Muhammad SAW, dimana belum ada moda transportasi pesawat, menjadikan banyak yang menyangsikannya pada saat itu. Pembahasan menjadi sangat menarik dengan adanya mahasiswa dan beberapa narasumber untuk menjelaskan logika dari Isra’ Mi’raj menurut pemahaman para nara sumber yang diminta naik ke panggung secara spontan.

Dengan mengambil analog-analog dalam kehidupan manusia saat ini, dengan sangat piawai Cak menjelaskan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tersebut, berdasarkan pada ilmu, keimanan dan ketauhidan kepada Alloh SWT. Acara menjadi sangat hidup dan menarik, ketika Cak Nun juga membuka sesi tanya jawab untuk jamaah. Merekapun  mengajukan berbagai pertanyaan yang beberapa diantaranya sangat filsafatis. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Cak Nun selanjutnya menjelaskan makna Isra’ Mi’raj lagi secara lebih mendasar. Selain itu, iapun menjelaskan hikmah dari Isra’ Mi’raj bagi umat manusia yang hidup di dunia dan akan dilanjutkan kehidupannya di akherat kelak.

Kepada para jamaah yang sebagaian besar adalah anak-anak muda, termasuk banyak diantaranya mahasiswa UTY, Cak Nun mengingatkan untuk bisa hidup dengan landasan yang kuat pada ajaran Islam, dan tidak mudah menganggap orang lain salah. Landasan itu penting untuk bisa hidup damai, bahagia dunia akhirat. Dan tentunya akan terpola hidup yang “nggenah” dalam arti ber-ahlaqulkarimah.   

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dharma Bhakti IPTEK Drs. H. Iskandar Abdurrahman menyatakan bahwa kegiatan memperingati Isra’ Mi’Raj ini tidak hanya ditujukan kepada civitas akademika UTY saja, tetapi juga untuk masyarakat khususnya lingkungan sekitar Kampus UTY karena UTY berharap dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada lingkungan. Acara Ngaji dan sianu bareng ini sebagai wujud keinginan UTY untuk bisa mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, namun juga berkualitas dalam moral dan spiritualnya.

Sedangkan Rektor UTY Dr. H. Bambang Moertono menyampaikan bahwa acara Ngaji dan Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng merupakan salah satu bentuk keterbukaan universitas untuk menjalin hubungan silaturahmi yang baik dengan masyarakat. Kebersamaan ini terus dilakukan dalam berbagai kesempatan seperti dilaksanakannya shalat Jum’at dan shalat malam berjamaah yang terbuka bagi masyarakat luas. Ia menyampaikan bahwa sejatinya universitas tidak hanya menjadi lingkungan yang mengajarkan ilmu-ilmu akademis saja. Namun juga mengajarkan bagaimana berkehidupan yang baik, yang tentunya berlandaskan kepekaan sosial dan serta pemahaman ajaran agama. Ketika Cak Nun meminta untuk menjelaskan tentang UTY, Bambang Moertonopun menjelaskannya, termasuk barusaja dibukanya Program Magister Teknologi Informasi. 

Usai dialog dan do’a, para jamaah melakukan jabat tangan dengan dengan Cak Nun, Rektor UTY, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dharma Bhakti IPTEK,  para narasumber dan undangan.

Share To Your Friend :
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Terkait