Pelarangan buku di sekolah dan perpustakaan publik atas laporan orangtua atau pihak lain semakin sering terjadi di AS, dengan dalih melindungi anak dari bacaan ‘berat’ atau meresahkan. Perkembangan ini dikhawatirkan mempersempit wawasan siswa, dan semakin mengucilkan siswa dari kelompok minoritas.

Hal ini menuai pro kontra. Namun justru semakin buku tersebut dilarang, justru semakin diburu.

“Membaca sebanyak-banyaknya, tanpa batas, memperkaya wawasan, bisa lebih peduli & empati. Ini bisa membantu memahami orang lain, bila tak setuju dengan sudut pandang mereka tak apa. Beda pendapat boleh saja, tapi bisa saling memahami.” kata Nick Higgins, kepala perpustakaan umum Brooklyn.

Share To Your Friend :
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Terkait