Bekerjasama dengan PT Karunia Multifinance dan ILC Learning & Consulting Center Jakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta menyelenggarakan acara workshop financial technology (fintech) bertajuk “The Future of Financial Institution & Banking“. Workshop yang diselenggarakan di Kampus 1 Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Kamis 29 September 2017. tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan pelaku-pelaku usaha rintisan (start up) bidang Financial Technologi (fintech). Hadir dalam workshop tersebut, Wakil Rektor UTY Bidang Akademik dan Riset, beberapa Dekan dan Kaprodi di lingkungan UTY, serta sekitar 200 mahasiswa.
Dalam sambutannya Hadi Sukardiwan Pimpinan ILC menyampaikan bahwa seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi, lembaga pembiayaan, perbankan dan jasa keuangan lainnya lambat laun harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi (khususnya teknologi digital). “Sejalan dengan hal itu perusahaan teknologi keuangan (fintech) memiliki peluang besar berkembang di Indonesia” kata Hadi Sukardiwan yang sebelumnya merupakan praktisi perbankan, dan mengambil pensiun dini untuk menggeluti perusahaan fintech. Sedangkan Agus hendarto Presiden Direktur PT Karunia Multi Finance menyampaikan bahwa workshop tersebut memberikan gambaran kepada mahasiswa perihal perkembangan bisnis jasa keuangan di masa mendatang dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Adapun dipilihnya UTY dalam kerjasama penyelenggaraan workshop tersebut, salahsatunya karena capaian kompetensi yang menjadi unggulan UTY yaitu mensinergikan bisnis dan teknologi, ungkapnya.
Mengawali paparannya Budi Wasito, menyampaikan bahwa munculnya media daring, buku digital, hingga musik dan film yang bisa diunduh langsung dari internet telah mengguncang industri transportasi, penerbitan dan musik. Beberapa media cetak dan perusahaan penerbitan bahkan akhirnya menutup usaha. “Inilah yang dinamakan disrupsi teknologi” kata Budi Wasito. Menurutnya disrupsi tersebut juga melanda pada dunia perbankan, dengan pesatnya kemunculan pelaku startup di bidang teknologi finansial. Kehadiran para start up di bidang ini telah telah mengubah cara masyarakat dalam membayar, mengirim uang, memperoleh pinjaman, hingga berinvestasi.
Budi Wasito yang merupakan mantan pejabat di bank terkemuka di Indonesia , dengan mengambil pensiun dini di usia 45 tahun untuk terjun di bidang fintech tersebut mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sangat membutuhkan kehadiran banyak sekalin pelaku fintech. Ia menyampaikan bahwa saat ini sekitar 150 juta orang Indonesia belum memiliki akun bank. Jumlah populasi pengguna kartu kredit di Indonesia saat ini juga baru berkisar 9 persen. Selain itu masih banyak masyarakat yang melakukan pinjaman dana kepada kerabat, teman dan keluarga. Di sisi lain, jumlah pelanggan paket data internet mencapai lebih dari 300 juta orang (lebih dari 120 persen populasi orang Indonesia). Dari jumlah tersebut tercatat lebih dari 100 juta pengguna internet, dengan fakta bahwa warga Indonesia merupakan pengguna media sosial secara aktif. Oleh karena itu, menurutnya, saat ini dipandang sebagai waktu yang tepat untuk berinvestasi dan terjun menjadi start-up teknologi finansial.
Untuk itu ia mengajak para mahasiswa UTY untuk dapat mempersiapkan masa depannya menjadi lebih baik, dengan cara memahami teknologi industri keuangan secara mendalam, dengan selalu berlatih memahami kondisi lingkungan bisnis dan teknologi yang akan datang. Lahan kesuksesan bidang fintech masih terbuka luas, yakin Budi Wasito.
Budi Wasito menyampaikan kunci untuk menajdi start up yang sukses harus mempunyai mentalitas dan kelincahan untuk selalu berani bereksperimen, berpikir dan bertindak dengan cepat dan akurat, selalu belajar, dan meninggalkan cara-cara tradisional. Ia menyampaikan pula bahwa perusahaan-perusahaan kini juga perlu melakukan hal serupa, jika ingin bisa bertahan hidup di masa depan.
Sementara itu di tempat terpisah, Rektor UTY Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., MM, Akt., CA saat beramah tamah dengan perwakilan dari PT Karunia Multi finance dan ILC Learning Consulting Center menyampaikan bahwa UTY akan senantiasa menjalin bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk dunia industri untuk pengembangan pendidikan dan memberikan solusi bagi bagi lulusan. Selain itu network yang terus dijalin dimaksudkan agar UTY bisa berpandangan luas. “Jangan sampai kita terjebak, seperti katak dalam tempurung” kata Bambang Moertono. Menurutnya model-model bisnis baru yang berkembang di masyarakat dengan memanfaatkan teknologi baru, wajib dikenalkan pada mahasiswa agar lulusan tidak ketinggalan teknologi. Untuk kehadiran praktisi mutlak diperlukan, ungkap Bambang Moertono.
0 Komentar