Memiliki kemampuan berbicara dengan baik dan benar, dalam menyampaikan gagasan atau ide di depan publik, sangat dibutuhkan dalam dunia profesional.  Karena, di era modern ini semua profesi menuntut para pekerjanya untuk memiliki keterampilan berbicara di depan umum. Oleh sebab itu, kemampuan dan keterampilan public speaking  sudah seharusnya diajarkan sejak di bangku pendidikan, ungkap Dra. Sri Respati Andamari, Msi, Psi. Pengelola Student Service Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). 

Menyadari arti penting kemampuan public speaking tersebut, beberapa waktu lalu Student Service UTY mengadakan workshop public speaking, dengan menghadirkan narasumber Drs. Haryanto, MSi, Psikolog. Seorang praktisi dengan bekal ilmu psikologi, yang telah banyak berpengalaman dalam dunia publik speaking.

Workshop yang diselenggarakan di Kampus 1 UTY tersebut mendapat sambutan antusias dari para mahasiswa. Dalam kesempatan itu Haryanto membagikan pengalamannya, selama mendalami teknik berbicara, dan melakukan kegiatan sebagai pembicara di depan umum. Menurutnya branding seseorang dapat dilihat, salah satunya dari bagaimana cara orang tersebut berbicara di depan umum. Ia menjelaskan bahwa public speaking merupakan sebuah seni berbicara, untuk menyampaikan pesan baik verbal maupun non verbal, secara menarik dan mudah dipahami oleh para audiens – nya.

“Sebagaimana bidang-bidang lain, kemampuan public speaking memerlukan persiapan dan latihan”, ungkapnya. Adapun persiapannya terdiri dari persiapan mental dan materi. Dari sisi mental, pembicara perlu mengenali audiens agar tercipta kedekatan emosional, dan bisa menyesuaikan gaya penyampaian yang cocok bagi audiens. Setelah mampu menyesuaikan dengan audiens, selanjutnya berbicara dengan penuh kejujuran dan berbicara dari hati. Dengan demikian pembicara akan menjadi enjoy  dalam berbicara.

Sedangkan dari segi materi, pembicara wajib menguasai apa yang akan disampaikan, dan berusaha untuk dapat memberikan materi yang bermanfaat bagi audiens. Tanpa isi/materi yang baik, teknik-teknik public speaking akan menjadi sia-sia. Sebaliknya materi yang baik akan menjadi kurang dapat dimengerti dan diabaikan oleh audiens, jika penguasaan publik speaking-nya tidak baik. Untuk itu, ia menyarankan kepada para peserta workshop untuk banyak berlatih berbicara di depan publik, setidaknya di depan kelompok teman. Selain itu perbanyak membaca untuk menguasai konten, pungkas Haryanto.

Share To Your Friend :
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Terkait